Aku selalu merindukan untuk menulis..salah satu hobi atau kelebihanku bisa jadi. Aku selalu mengambinghitamkan kemampuan berbicaraku yang jauh dari sempurna lalu membanggakan kemampuan menulisku atau kemampuan motorikku.
Sudah lama aku tidak benar-benar menulis, selain menulis catatan saat meeting atau training. Bahkan bolpen dan alat tulis lain sudah mulai jarang kugunakan, selalu lebih sering gunakan tablet atau laptop.
Bagiku menulis sebenarnya bukan kutujukan untuk orang lain, yah hanya untuk diriku sendiri di masa yang akan datang, untuk kembali mengenang yang sudah terjadi dan memperbaiki kesalahan yang sudah kulakukan.
Semakin tua bukannya aku semakin baik dan bijak, melainkan semakin cemas, semakin mudah marah, mudah tersinggung, mudah kecewa, mudah sedih dan mudah sakit. Jujur, aku merindukan diriku yang dulu, yang tidak terlalu peduli dengan omongan orang lain, yang menikmati setiap detik kehidupan, yang mempunyai semangat 45, yang disukai banyak orang, yang rileks dan pasti yang dekat dengan Tuhan.
Banyak orang mungkin kaget dengan perubahan dalam diriku tapi yah itulah adanya. Mungkin aku berubah karena banyak pilihan unik yang kuambil, yang tidak bisa dimengerti oleh orang lain yang punya pilihan hidup yang lebih general, seperti pada kebanyakan orang. Ketika orang lain memilih hidup di kota besar, aku memilih hidup di kota kecil. Ketika orang lain memilih pekerjaan yang menghasilkan banyak uang, aku memilih pekerjaan yang lebih memuaskan hatiku.
Orang mungkin bertanya, demi apa sih aku sampai memilih jalan yang enggak lazim ini? Yah, karena aku penasaran dan karena kalau mau jujur, ingin melayani Tuhan. Lha emang gak bisa ya melayani Tuhan di tempat biasa, di kota besar gitu? Bisa banget lah bro, cuman ya aku pengennya di sini, kalau kata Ibu Theresa, pilihlah yang tersulit.
Kalau masih paham, ya sudahlah. Aku sepertinya mulai beranjak di tahap biarlah orang lain tidak paham.
Tapi tenang saja, aku mulai berpikir untuk istirahat sejenak dari pekerjaan ini. Aku mulai jenuh dan merasa sedikit gagal karena sekarang aku diberi kepercayaan lebih yang menurutku mungkin terlalu cepat. 15 bulan ini aku mengalami suatu goncangan besar dalam hidupku karena ketidaksiapanku. Aku berubah banyak dan orang-orang mulai tidak mengenaliku. Aku menjadi temperamen dan dingin.
Ah aku rindu diriku yang dulu. Ku rindu untuk tidak secemas sekarang.
Tuhan, bantu aku kembali seperti dulu