Bagi setiap orang yang sudah berkeluarga pasti bermimpi mempunyai rumah sendiri, memiliki
tabungan pendidikan untuk anak dan juga berwisata keliling dunia. Demikian juga
saya dan suami setelah menikah di tahun 2012 sangat ingin mewujudkan mimpi kami.
Akan tetapi karena kami tinggal di salah satu kabupaten di provinsi Nusa Tenggara
Timur yang belum ada sistem KPR maka kami harus mencari cara untuk dapat
mewujudkan mimpi kami mempunyai rumah dan juga mimpi-mimpi yang lain.
Terdapat beberapa tips
agar dapat mewujudkan mimpi kami itu:
1. Menabung setiap gajian secara
autodebet melalui bank yang ada untuk DP beli tanah
Sebelum
mendapat tanah yang pas untuk dibeli, setiap bulan saat kami pacaran kami
menabung melalui bank secara autodebet. Waktu itu kami pilih program 2 tahun,
setiap bulan dipotong nominal tertentu. Setelah 2 tahun, uangnya baru dapat
ditarik dan jumlahnya lumayan dapat digunakan untuk DP beli tanah.
2. Membeli tanah dengan meminjam di
koperasi kredit
Sisa
pembayaran tanah, kami pinjam di koperasi kredit. Keuntungan dari koperasi
kredit dibanding bank adalah bunganya lebih kecil dan setiap tahun kami
mendapatkan SHU yang jumlahnya sampai ratusan ribu.
3. Membangun rumah dengan meminjam di
bank
Biaya
membangun rumah tidak seperti membeli tanah, bisa dua sampai beberapa kali
lipat. Karena kami belum memiliki jaminan dan simpanan kapitalisasi yang cukup
untuk meminjam di koperasi kredit dalam jumlah besar maka kami memilih meminjam
di bank. Supaya kita tidak perlu membayar bunga terlalu tinggi, maka kami hanya
memilih pinjaman jangka pendek 5 tahun. Hal ini tentu mengakibatkan cicilannya
lumayan besar namun setelah 5 tahun kita akan merasa tenang karena rumah kita
sudah lunas.
http://rumahminimalismedia.com/
4.
Menghemat
pengeluaran sehari-hari
Prinsipnya
sederhana yaitu membeli apa yang diperlukan bukan yang diinginkan. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara-cara sederhana seperti:
a. Mengurangi
pembelian makan di luar
Kecuali di moment tertentu seperti
setelah gajian dan ulang tahun karena ternyata masak di rumah jauh lebih hemat
b. Memasak
menu sehat dan gizi seimbang
Sebagai contoh: nasi, sayur, ikan karena
daging lebih mahal dari ikan padahal ikan lebih sehat dari daging
c. Mengurangi
pembelian pakaian karena pakaian yang ada sudah cukup banyak.
Alhasil,
setiap bulan kami masih bisa menabung untuk keperluan di masa mendatang.
5.
Mengikuti
arisan bulanan
Setiap
bulan tepatnya setelah gajian, kami langsung menyetor uang arisan. Ada beberapa
jenis arisan yang kami ikuti, arisan yang besarnya Rp 1.000.000,00 setiap 2
bulan sekali, arisan sebesar Rp 500.000,00 setiap bulan, hingga arisan Rp
50.000,00 setiap bulan. Arisan ini sangat membantu kami untuk tidak
membelanjakan uang gaji untuk hal-hal yang tidak diperlukan. Ketika kami dapat
arisan, ini dapat digunakan untuk biaya pendidikan anak kami, biaya mudik ke
Jawa yang cukup mahal, dan pembelian hal-hal yang penting namun cukup mahal
seperti: laptop dan perabotan rumah.
6.
Mengikuti asuransi
Sejak
tahun 2011, kami sudah mengikuti asuransi bulanan di salah satu agen asuransi
yang terpercaya. Lama pembayaran preminya adalah 10 tahun. Sehingga sekarang
sudah hampir 6 tahun berjalan, tak terasa tinggal 4 tahun lagi. Selain sebagai
jaminan kesehatan, asuransi ini juga bisa diambil di masa tua. Rencananya kami
akan jalan-jalan keliling dunia saat pensiun nanti.
http://bisniswisata.co.id/
Ada banyak pilihan asuransi, salah satunya adalah Sinarmas MSIG Life. Ada 3 jenis produk individu dari Sinarmas MSIG Life. yaitu:
a. Asuransi Dasar Tradisional
b. Asuransi Unit Link
c. Asuransi Syariah
Untuk lebih jelasnya, kita bisa lihat di website Sinarmas MSIG Life www.sinarmasmsiglife.co.id
Selain asuransi ini, setiap bulan gaji juga dipotong untuk BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. Untuk BPJS Ketenagakerjaan hingga tahun ini, jumlah akumulasinya sudah cukup banyak, rencananya uang ini akan kami gunakan untuk biaya pendidikan tinggi anak kami kelak. Selain dari BPJS, tiap bulan kami juga menabung khusus untuk pendidikan anak yang baru bisa diambil ketika anak kami mau masuk perguruan tinggi.
Tentu masih ada banyak
cara lain yang dilakukan orang-orang untuk dapat mewujudkan mimpinya. Semuanya
sama-sama memiliki dasar pemikiran, “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang
kemudian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.”
Tulisan ini diikutsertakan Blog Competition Sinarmas MSIG Life: Yuk Atur Uangmu