Selamat pagi
(lagi) semuanya…..
*ditulis pukul
06.50 WITA-selesai*
Ketika ada suatu kata-kata menyatakan bahwa masa sekolah bisa jadi masa
menyenangkan dibanding masa kerja, yah mungkin itu nyata adanya. Bukan berarti
masa kerja tidak menyenangkan, itu juga masa yang banyak memberikan
pembelajaran.
Selama hidup 27 tahun lebih, baru di masa kerjalah ternyata baru mengalami
hidup yang benar-benar hidup beserta riak gelombangnya. Persahabatan dalam
pekerjaan sebenarnya bisa jadi hampir mustahil apalagi di jabatan yang sama.
Mungkin ada satu dua orang yang bisa menjalin persahabatan tetapi sisanya bisa
jadi hanya di permukaan semata, di bagian dalam entahlah.
Dan ternyata bukan hanya saya yang mengalami, setelah sharing dengan satu dua teman ternyata mereka juga mengalaminya. Yah
mungkin kami hanya orang-orang yang belum bisa berdamai dengan keadaan di mana
tidak mudah bersahabat dengan teman di jabatan yang sama apalagi dengan jenis
kelamin yang sama aha...
Yah mungkin saya hanya cengeng atau lemah karena membiarkan pikiran
menguasai saya bahwa rekan-rekan di jabatan yang sama bisa jadi iri dengan
saya. padahal apa yang mau diirikan dari diri saya, memang siy saya nyaris sempurna hehe hanya joke semata. Lucu terkadang menyadarinya. Namun setelah membaca renungan Anthony de
Mello di bukunya The Way to Love, semoga saya dapat belajar.
Pada kenyataannya, hampir setiap hari kita dihadapkan pada orang-orang yang
menimbulkan perasaan negatif pada diri kita, sebut saja teman kerja sejabatan
pada konteks di atas. Namun sebenarnya perasaan itu tidak akan muncul jika kita
tidak membiarkannya. Jadi bisa dipastikan yang lebih salah dalam hal ini adalah
saya sendiri. Seharusnya kan cuek aja ya kalau teman mau jungkir balik
ngapa-ngapain kita karena ketidaksukaannya mereka pada kita misalnya.
Yang kedua, sebenarnya kita patut berterima kasih untuk orang-orang yang
bisa memicu hal negatif pada diri kita. Hal itu tidak dapat dilakukan oleh
orang lain. Justru mereka lah
yang membuat kita semakin mengenal dan mengerti diri kita sendiri. Harus bisa
mengakui ternyata diri kita hanyalah sebongkah daging yang mudah sekali sedih
dan kecewa hanya karena teman kita tidak sesetia dan sebaik yang kita
bayangkan. Berdamai pada kenyataan bahwa manusia terdiri dari sisi hitam dan
putih adalah pembelajaran seumur hidup. Sama seperti kita yang sering jatuh dalam kesalahan, teman kita pun juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar